Kelas VII SMA
adalah masa dimana saya harus menentukan
masa depan dengan pilihan program kuliah di universitas, ini benar-benar masa
yang sulit dan mungkin sangat sulit bagi saya karena langkah yang akan aku
ambil adalah penentu masa depanku. Saya harus benar-benar mempertimbangkan
semua ini dengan matang karena saya
tidak ingin salah langkah. Sejak saya duduk di bangku kelas tiga SMA saya sudah
mulai di ganggu dengan fikiran-fikiran
tentang ‘Akan jadi apa aku di masa depan?’.
Sekilas mengenai saya .
Nama saya
adalah Ahmad Rijal saya terlahir sebagai anak laki-laki dan sebagai putra
bungsu yang lahir dari keluarga yang sederhana. Tapi dengan kesederhanaan
itulah saya bisa merasakan indahnya kasih sayang keluarga yang tak semua orang
bisa mendapatkannya. Dan saya sangat bersyukur akan hal itu.
Sekarang
adalah bulan januari 2014 berarti ujian sudah di depan mata dan sampai saat ini
saya masih pusing memikirkan nasib saya. Sebenarnya saya memiliki cita –cita
seperti kebanyakan orang yang jiuga memiliki impian dan cita-cita. Ya,
cita-cita saya adalah menjadi seorang dokter saya mulai bercita-cita untuk
menjadi seorang dokter saat saya pertama
kali mengenal arti dari cita-cita itu. Mungkin banyak bernasib seperti saya yang
bercita-cita untuk menjadi seorang dokter tapi dengan latar belakang ekonomi
yang kurang mampu.
Suatu hari
saya kerumah nenek (ibu dari bapak ) dan untuk pertama kalinya saya di Tanya
oleh keluarga saya tentang jurusan yang akan saya ambil saat kuliah nanti
spontan saya jawab “DOKTER” dengan
penuh semangat, tak lama kemudian om saya langsung membuat saya down dengan
kata-kata yang pedas dan beberapa hinaan pula yang sempat terucap dari mulutnya
saat itu pula saya tak dapat berkata-kata apalagi hanya bisa tertunduk bak bak padi disawah yang semakin berisi di
tengah-tengah keluarga besar dari bapak . tapi hal itu tidak membuat saya putus
asa karena kata-kata dari guru di sekolah yaitu Pak Wahid selalu mencul dan
menjadi penyemangat untukku. Salah satu kalimat yang paling saya ingat yaitu “Keyakinan yang utuh akan mengalahkan
segalanya”ini adalah motto hidup beliau yang sekaligus menjadi kalimat yang
sangat luar biasa untukku karena saya yakin apa yang saya perjuangkan selama
ini tidak akan sia-sia .
Beberapa
bulan setelah kejadian itu tepatnya 13 Januari 2013 saya mendapat cobaan yang
berat lagi, sebuah badai yang datang dengan tiba-tiba menghantamku, badai itu
dating dari keluargaku. Tak ada satupun dari mereka yang menyetujui
cita-citaku, mereka seolah tak mengerti dengan apa saya impikan. Dahulu kakak
selalu bilang “Gantungkanlah cita-citamu
setinggi langit” awalnya memang saya ragu untuk bercita-cita setinggi
langit karena takut terjatuh saat hendak mencapainya dan memang saat saya
terbang tinggi hendak mencapai cita-citaku saya terjatuh terjatuh karena di
jatuhkan oleh keluarga sendiri, tak ada yang memberikan dukungan , tak ada yang
senantiasa menyemangati semua sirna dengan satu alasan.
“Nak, sadarlah kamu tidak mungkin meraih
cita-citamu , kamu harus lihat kenyataan siapa dirimu itu, kita tidak punya
apa-apa taknpunya modal, tak punya tanah untuk di jual untuk membiayai kuliahmu. Jangankan untuk
menjadi seorang dokter, untuk jurusan yang lain saja kami belum tentu bisa
membiayaimu.kamu tau sendiri kebutuhan sehari-hari serba pas-pasan. ”
“Secara otak memang kamu mampu tapi secara
EKONOMI tak ada yang bisa di harapkan sekarang kamu tahu sendiri yang
menanggung semua biaya pendidikanmu adalah kakakmu yang juga mempunyai
tanggungan lain seperti anak-anaknya, sedangkan saya sudah tidak mampu berkerja
lagi”
Kata-kata
yang muncul dari mulut mereka langsung membuatku bisu hanya air mata yang
mengalir setelah mendengar semua itu. Sangat berat rasanya tapi ini bukan akhir
dari segalanya. Aku mencoba mencari beasiswa tapi itu tak semudah dengan membalikkan
telapak tangan bahkan dari pertama aku mengenal dunia pendidikan aku tak perna
merasakan indahnya beasiswa itu…
Hidupku di alam nyata
Tapi mimpi dan hayalku
Mereka menari terlalu indah
Mereka memberiku semangat
Dan kekuatan untuk menggapainya
Salahka jika berharapa hayalku adalah nyataku?
Salahkah jika aku berharap impianku adalah kehidupanku?
Meski aku memiliki keyakinan
Tapi aku tak berdaya
Tatapku kosong ratapku hampa
Kadang aku bertanya,
benarkah kebahagiaan itu benar adanya?
Atau hanya hayal pecundang belaka?
Kusapu perih linangan ini
Perih terada bahagia tiada ada
Jangan biarkan harapku sirna
Dan mimpiku hanya sebatas angan-angan
Jangan biarkan aku
menghilang binasa
Antara ada dan tiada
Sepertinya asalku telah pergi entah kemana
Kusambut pagi bergantilah waktu
Perapian embun seakan tak henti
mengejekku
Mungkin sapa hati sudah tak tentu
Menguji salah satu diantara yang
beribu
Tapi, aku yakin Tuhan punya jalan yang
indah untuk semua ini
Dan keyakinanku akan senatiasa
terjaga dengan utuh
Menunggu kebahagiaan itu dating
memelukku
Sambil
meratapi nasibku ini akutampa sadarmendengar
alunan lagu Laskar Pelangi yang kembali membangkitkan semangatku yang
nyaris pupus, aku baru sadar kalau ternya bangsa indonesia sudah merdeka
tetetapi pada kenyataannya rakyatnya belum seutuhnya merasakan manisnya
kebahagiaan dan kemerdekaan yang
seutuhnya, masih banyak putra-putri bangsa yang pasrah terinjak injak
zaman , masih banyak dari mereka yang menjadi korban ekonomi, saat rakyat
menderita justru para pejabat dan petinggi Negara bersenang-senang. Saat PEMILU
mereka melontarkan janji-janji manisnya tapi pada saat rakyat menjerit butuh
makan kemana mereka semua? Pada saat
rakyat butuh biaya untuk pendidikaan anak-anak mereka, kemana mereka semua para
petinggi Negara? Kemana jani-janji manis itu semua? Atau hanya ucapan yang
melintas begitu saja? Mungkin saya terlalu banyak mengeluh tapi seperti itulah
adanya. Seperti itulah negeri kita pembedohan dimana-mana, korupsi semakin
marak tampa ada rasa bersalah dan rasa kasihan terhadapat mereka yang
membutuhkan semua demi kepentingan semata.
Terlalu
banyak problema yang harus di hadapi,
saya tak bisa mengeluh terlalu banyak tapi saya senantiasa harus berusa merubah
kehidupanku ini.
Yakin + Percaya Diri + Berusaha + Berdoa =Insya Allah ,
Allah SWT akan memberikan yang terbaik untuk hambanya.
“Tuhan berikanlah aku kesabaran, berikanlah aku kekuatan
dalam menjalani semua ini, jadikan lah aku menjadi menjadi salah seorang
diantara mereka yang menerima keajaiban darimu.”
Akankah cita-cita, impian , dan harapanku menjadi seubuah
kenyataan di kehidupan yang lebih indah?